Senin, 28 Mei 2018

Studi Kelayakan bisnis (Aspek Manajement dan SDM)



 Disusun Oleh

- Amran Rabani Zubaidi  (21.14.029)
- Ahmad Fathoniansyah  (21.14.006)
- Jati Ramadhan              (21.14.023)
- Ahmad Sahal                  (21.14.049)
- Muhammad Fakhry          (21.14.055)

 



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
Manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Artinya, tujuan dapat dicapai bila dilakukan oleh satu orang atau lebih. Sementara itu manajemen sumber daya manusia sebagai suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam suatu perusahaan.
Bermacam-macam pendapat tentang pengertian manajemen sumber daya manusia, antara lain: adanya yang menciptakan Human Resources, ada yang mengartikan sebagai man power management serta ada yang menyertakan dengan pengertian manajemen sumber daya manusia sebagai personal (personalia, kepegawaian, dan sebagainya)
Aspek manajeman merupakan faktor yang terpenting. Diaspek inilah ide pengembangan usaha akan menjadi kenyataan di bawah kepemimpinan sebuah tim manajemen. Pada saat awal, manajemwen akan menentukan visi, misi dan nilai – nilai dasar dari perusahaan. Visi dan misi akan manjadi pegangan dan arahan seluruh organisasi bergerak dalam pencapaian tujuan. Nilai – nilai dasar akan menjadi pegangan bagi seluruh anggota organisasi dalam menjalankan usaha.



B.    RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana menganalisis manajemen sumber daya manusia (SDM) ?
2.    Bagaimana Merencanakan Bisnis yang tepat ?
3.    Bagaimana cara merekrut karyawan yang tepat ?
C.    Tujuan Dan Manfaat
Aspek manajemen sumber daya manusia ini sangat dipenting dalam pelaksanaan kelayakan bisnis. Selain studi kelayakan berpusat pada tiga aspek : pasar, teknik, dan keuangan. Perlulah kita sadari bahwa adanya pasar yang potensial tidak selalu berarti perusahaan bisa memanfaatkannya. Tergantung juga pada manajemen untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Jika pelaksana tidak mampu menjalankan dengan baik, maka kegiatan tersebut mungkin tidak “cost saving”. Pemborosan-pemborosan keuangan selalu bisa timbul meskipun dalam rencana semuanya nampak baik. Oleh karena itu ada perusahaan yang mengatakan bahwa “kekayaan yang paling berharga bagi perusahaan bukanlah modal, mesin, dan peralatan yang serba modern, tetapi karyawan yang mampu dan mau bekerja keras”. Ini juga menunjukkan bahwa tenaga kerja manajerial dan operasional memegang kunci keberhasilan usaha tersebut lainnya.

    Perencanaan SDM tidak hanya sangat penting, tetapi juga sangat mementinggkan keunggulan organisasi/perusahaan. Di lingkungan organisasi/perusahaan berskala menengah dan besar atau sangat besar, tidak mudah untuk mempergunakan laba sebagai kriteria dalam menilai keakuratan kualifikasi SDM hasil Perencanaan SDM terutama yang baru di angkat. Untuk itu peranan penilaian Kinerja ( Job Performance appraisal ) sebagai salah satu kegiatan Manajemen SDM menjadi sangat penting, terutama dalam memberikan umpan balik berupa data/informasi sesuai atau tidak antara kualifikasi SDM yang dipergunakan waktu seleksi,dengan hasil pelaksanaan pekerjaan setiap pekerja baru.

Maka jelas terlihat bahwa keberhasilan bisnis sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh terpenuhinya kualifikasi berupa SDM berkualitas dan kompetitif, yang telah ditetapkan dalam Perencanaan SDM.



BAB 2
PEMBAHASAN

1.    ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam setiap pelaksanaan ide usaha, kita pasti memerlukan adanya aspek sumber daya yang akan menjalankan usaha atau ide menjadi usaha. Dalam beberapa perencanaa sumber daya manusia, perlu menganalisis hal-hal berikut:
1.1    Desain Pekerjaan
Setelah penentuan organisasi, maka kita akan menjalankan design pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk menjalankan organisasi. Perusahaan di bidang jasa akan sangat berbeda dengan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, apalahi untuk manufaktur teknologi tinggi.
1.2    Deskripsi Pekerjaan.
Deskripsi pekerjaan wajib dilakukan menggingat fungsi setiap departemen harus jelas, tidak terjadi tumpang tindih dalam kegiatan pekerjaan dan menghindari adanya pengulangan pekerjaan yang sama oleh bagian yang berbeda.
1.3    Job Value
Tujuan dari job value adalah penentuan nilai jabatan dengan kapasitas atas orang yang diperlukan. Nilai jabatannya akan dihubungkan dengan penghasilan yang akan diterima dengan tunjangan-tunjangan yang akan diterima, termaksud juga kesempatan jenjang karier.
1.4    Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas akan menentukan produktivitas dan profitabilitas perusahaan, kapasitas yang sesuai dengan kemampuan produksi perusahaan menjadi sanggat penting.


1.5    Rekrutmen
Pencarian sumber daya manusia menjadi penting karena disinilah dimulainya tahapan pertama penggenalan usaha kita. Sumber daya yang tepat akan bertumbuh di posisi yang tepat dalam organisasi yang tetap.
Perusahaan akan menentukan kriteria penyeleksian karyawan baru baik untuk nilai indeks prestasi waktu kuliah, harus lulus psikologi test dan wawancara serta harus lulus test kesehatan.
Dalam rekrutmen perusahaan juga harus menganut beberapa hal yang harus diperhatikan seperti misalnya:
1.    Pemberian kesempatan yang sama untuk semua golongan dan ras
2.    Pemberian kesempatan kepada kelompok wanita untuk bisa serta kerja dengan kaum pria
3.    Memperhatikan himbauan pemerintah setempat untuk mempekerjakan karyawan yang berasal dari daerah setempat
1.6    Productivity
Setelah seseorang bergabung dalam organisasi, maka produktivitasnya menjadi perhatian kita, karena konstribusi positif daripada setiap individu akan menghasilakan organisasi yang positif dan bertumbuh.
Sejalan dengan kapasitas yang sesuai, maka produktivitas menjadi penting karena pengukuran produktivitas harus terprnuhi agar perusahaan efisien.
1.7    Training and Development
Sejalan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan teknologi, maka setiap sumber daya semetinya diberikan pelatihan dan pengembangan yang sesuai dengan tuntutan jaman dan pekerjaan. Pelatihan dan pengembangan juga akan membawa apresiasi kepada sumber daya manusia karena merasa dihargai dan dibimbing.
Pelatihan bisa diberikan dalam bentuk soft skil dan hard skil. Soft skil adalah pelatihan untuk memperkaya pengetahuan karyawan akan hal-hal yang berhubungan dengan personal karywana seperti motivasi. Sedangkan hard skil lebih ke pelatihan yang berhubungan langsung dengan pekrjaan agar bisa bekerja lebih lagi dari waktu ke waktu.
1.8    Performance Appraisal
Biasanya dalam masa setahun, setiap karyawan akan mengalami masa-masa konsultasi dengan mendapatkan umpan balik dan kinerja yang dicapai selama masa waktu tertentu. Dalam penilaian karyawan ini, yang dinilai tidak semata-mata pencapaian hasil yang kuantitatif tapi juga faktor-faktor process dan kuantitati lainnya. Yang akan dinilai ada faktor kepuasan konsumen, cara management dan juga kerja sama team.
1.9    Compensation and Benefit
Dalam setiap industri pasti terdapat struktur kompetisi yang akan diberikan kepada karyawannya. Setiap perusahaan harus bisa memberikan kompetisi yang kompetitif kepada karyawannya yang terbaik. Selain gaji dasar, perusahaan juga akan memberikan tunjangan-tunjangan yang disesuaikan dengan tingkat jabatan dan kompetisi di pasar.
Selain tunjangan, perusahaan juga biasanya memberikan tunjangan kesehatan, tunjangan jamsostek dan tunjangan dana pensiun. Biasanya juga karyawan yang berperstasi bagus akan diberikan bonus pada akhir tahun.
1.10     Career Planning
Selain pengembangan akan kemampuan karyawan, perlu diperhatikan juga penggembangan karir yang akan dicapai karyawan. Sebelum penentuan karir, perusahaan biasanya juga akan mengkatagorikan karyawan kedalam beberapa kelompok misalnya kelompok bintang. Kompensasi dan tunjangan-tunjangan bukan satu-satunya yang dicari karyawan, mereka juga ingin mencapai kemajuan untuk dipromosikan ke jabatan yang semakin tinggi, maka diperlukan sebuah perencanaan karir yang lebih jelas untuk setiap individu yang ada dalam perusahaan, khusunya untuk karyawan yang sangat bagus.





1.11    Retrenchment
Setelah seorang karywan berbakti dalam waktu tertntu, maka karywan juga akan memasuki tahapan berpisah yakni pensiun. Dalam hal pemutusan hubungan kerja ini, perusahaan semestinnya memberikan kompensasi yang sesuai baik itu uang jasa maupun uang pisah sesuai dengan perundang-undang berlaku.
Dalam rangkan memgembangkan dan mempertahankan karyawan agar karyawan tidak mudah tertarik untuk pindah kerja keperusahaan lain, selain memberikan kompensasi dan tunjangan, karyawan juga bisa di motivasi dengan
1.    Memperluan cangkupan pekerjaan (job enlargement)
2.    Rotasi pekerjaan (job rotation)
3.    Pemberdayaan dan partipasi management
4.    Open book management
Pada saat ini, perusahaan memiliki dua jenis kerja sama dengan karyawan takni:
1.    Karyawan telah berpengalaman kerja biasanya akan diterima dengan memberikan masa percobaan selama 3 bulan untuk melihat perstasi kerjannya.
2.    Karyawan yang belum berpengalaman akan diterima dengan masa kerja kontrak untuk masa tertentu seperti 12 bulan misalnya. Kontrak bisa diperpanjang dengan maksimal satu kali untuk jangka waktu yang sama dengan sebelumnya.
Selain kedua tipe tersebut, beberapa perusahaan menempuh cara out sourcing untuk pekerjaan yang di anggap penting, biasanya out sourcing yang dilakukan seeperti untuk bagian keamanan perusahaan, bagian general affaier tetapi ada juga untuk bagian pembayaran gaji.
Semua hal tersebut dilakukan harus sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dimana saat ini yang berlaku adalah undang-undang No.13 tahun 2003.





2.    PERENCANAAN (PLANNING)

Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu dari pada fungsi pengorganisasian, pengarahan/pengkoordinasian, dan monitoring/evaluasi.
Pada prinsipnya perencanaan di tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan atau  digunakan pada  masa  yang akan datang, sehingga perencanaan merupakan fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-fungsi manajemen.


2.1     Pendekatan dalam pembuatan perencanaan dalam bisnis
-Pendekatan Atas-Bawah {Top-Down} Perencanaan dengan ini dilakukan oleh pemimpin organisasi. Unit organisasi di bawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan. Untuk perusahaan yang menganut system desentralisasi, pimpinan puncak memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pemimpin cabang atau sejenisnya untuk menyusun rencana yang pada tahapannya akan ditinjau dan dikoreksi oleh pimpinan puncak sebelum disetujui untuk direalisasikan.
-.Pendekatan Bawah-Atas {Bottom-up} Perencanaan dengan pendekatan dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran dan sumber daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen di tingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan.
-Pendekatan campuran Dalam kenyataan, relatif sulit menemukan proses perencanaan yang murni atas-bawah atau bawah-atas. Yang sering ditemukan adalah kombinasi diantara keduanya walaupun dengan persentase yang relatif. Dengan pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis besar, sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada
.
-Pendekatan kelompok Perencaanan di buat oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan, oleh karena itu di dalam perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti biro perencanaan. Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencan-rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi tingkatan manejemen
     Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi tngkatan manejemen, yaitu dari sisi strategis dan operasional. Penjelasannya disajikan berikut ini;


2.2    Sisi jangka waktu:
•         Perencanaan jangka panjang
•         Perencanaan jangka menengah
•         Perencanaan jangka pendek

2.3    Sisi tingkatan manajemen:
•         Perencanaan strategis: yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi.
•         Perancanaan operasional: yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan.

2.4     Perencanaan  Strategis
     Sering juga disebut Perencanaan Jangka Panjang (longe range planning) adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggungjawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
2.5    Perencanaan Operasional
Terdiri atas bentuk: (1) rencana sekali pakai (single use plan), yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan-pendekatan yang sudah distandarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya. Sedangkan bentuk-bentuk perencanaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Tujuan (Objectiv) Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu, dan diketahui oleh semua orang yang terlibat
.
  
 Kebijakan (Policy) Adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Karena kebijakan ini biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit untuk dipahami oleh para bawahan/ karyawan.
•       
2.6    Strategi (Strategy)
Merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat. Perlunya diadakan penyesuaian disebabkan oleh adanya berbagai macam reaksi. Oleh karena itu dalam membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor seperti ketepatan waktu, ketepatan tindakan yang akan di  lakukan dan lain sebagainya.












2.7    Prosedur (Procedure)
    Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Adanya prosedur akan lebih memudahkan pelaksanaan semua aktivitas dalam organisasi.
Aturan (Rule) Adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur
Program (Programe) Merupakan campuran antara kebijakan  prosedur, aturan dan pembrerian tugas yang di sertai dengan suatu anggaran (Budget), semua ini akan menciptakan sebuah tindakan . dalam organisasi biasanya program dibuat dalam dua macam, yakni program dan program khusus. Program umum meliputi seluruh organisasi, sedang program khusus hanya mencakup kegiatan-kegiatan dari masing-masing bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

Manfaat perencanaan:
1)      Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
2)      Mengarahkan perhatian pada tujuan
3)      Memperingan biaya
4)      Sarana untuk mengadakan pengawasan
5)      Penerjemah kebijakan umum
6)      Berupa perkiraan yang bersifat ramalan
7)      Berfungsi ekonomi
8)      Memastikan suatu kegiatan
9)      Alat koordinasi
10)   Alat/sarana pengawasan













2.8    Langkah langkah dalam Perencanaan
Secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi.
Langkah tersebut adalah:

1)      Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai organisasi. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih efektif.

2)      Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan, pimpinan harus mengetahui dimana saat ini organisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut, sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika organisasi telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam organisasi harus terdapat suasana keterbukaan agar informasi mengalir dengan lancar terutama data keuangan dan statistik.




3)      Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
Selanjutnya perlu diketahui faktor-faktor, baik internal maupun eksternal, yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang terlah ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat ini, dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di masa datang. Betapapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan.

4)      Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif-alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling baik, cocok dan memuaskan.


3.    Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempe rmudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

Langkah pengorganisasian secara garis besar dalam melakukan proses pengorganisasian, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan memantau kerja organisasi, secara garis besar dipaparkan berikut ini:
•         Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misisinya.
•         Membagi beban kerja ke dalam aktifitas-aktifitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseoramg atau oleh sekelompok orang.
•         Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan efisien.
•         Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis.
•         Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau meningkatkan efektifitas.

3.1. Asas-Asas Organisasi
•         Perumusan tujuan organisasi
•         Departemenisasi
•         Pembagian kerja
•         Koordinasi
•         Pelimpahan wewenang
•         Rentang kendali
•         Jenjang organisasi
•         Kesatuan perintah
•         Fleksibilitas


3.2 Struktur Organisasi

 Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan.struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi aktifitas tersebut sampai batas-batas waktu tertentu. Ada empat elemen dalam struktur,yaitu:
•         Spesialisasi aktifitas
•         Standarisasi aktifitas
•         Koordinasi aktifitas
•         Besar unit kerja

Di dalam organisasi dikenal berbagai bentuk organisasi atau lebih tepat disebut struktur organisasi,yaitu:
1.        Organisasi Lini
Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi di mana pelimpahan wewenang langsung secara vertikal dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya.
2.        Organisasi Lini dan Staf
Organisasi lini dan staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan di bawahnya.
3.        Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional yaitu suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu.

4.        Organisasi Lini dan Fungsional
Organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif.
5.        Organisasi Matriks
Organisasi matriks disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu organisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang mempunyai keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.


6.        Organisasi Komite
Bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).


3.3 Tingkatan Manajer

1.      Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

2.      Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

3.      Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).






4.    ACTUATING


Pengarahan (actuate/directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

4.1 Aspek penggerakan (actuating)
 perngkoordinasi yang juga merupakan bagian dari manajemen, hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen proyek maupun manajemen implementasi bisnis, kelak dapat berjalan baik, sehingga ia dapat dinyatakan layak. Menyusun agar penggerakan ini dapat berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti:fungsi penggerakan yang harus terpenuhi, serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang hendaknya memiliki kriteria agar ia dapat menggerakkan bawahannya.

Untuk menggerakan karyawan, hendaknya seorang penggerak (dalam hal ini seorang pemimpin) memiliki jiwa kepemimpinan.

Kepemimpinan diartikan oleh Stoner sebagai suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan anggota kelompok.


Dari pengertian di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:

1)      Kepemimpinan harus melibatkan orang lain

2)      Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas kekuasaan antara pemimpin dan yang dipimpin

3)      Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin tidak saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh.

4)      Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.

4.2 Gaya kepemimpinan:

1)      Otokratis

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan.

2)      Demokrasi

Gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

3)      Gaya kepemimpinan kendali bebas

Pemimpin memberikan kekuasan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif.








5.    CONTROLING DAN EVALUASI

Controling adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

5.1    Controlling
Dalam kenyataanya pelaksanan harus selalu diikuti denga pengawas atau perbandingan kedalam rencana awal. Pelaksanan akan selalu menimbulkan hal –hal yang belum di perkirakan dalam perencanaan awal, yang mana bisa menimbulkan biaya –biaya tambahan mauoun resiko- resiko tambahan.
Beberapa organisasi besar membentuk beberapa bagian yang berfungi untuk mengendalikan fungsi organisasi seperti bagian internal kontrol, audit dan juga bagian antisipasi resiko, selain itu untuk perusahaan publik juga menunjuk anggota direksi yang independen dan juga anggota komisaris yang independen.

Fungsi pokok monitoring evaluasi/ pengendalian tersebut adalah:

•         Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam pengawasan

•         Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi

•         Mendinamisasikan organisasi

•         Mempertebal rasa tanggung jawab




Seorang manajer hendaknya dapat menguasai fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau bisnis yang dijalani bisa berjalan dengan baik.
Fungsi perencanaan merupakan fungsi utama dalam melaksanakan manajemen karena akan sangat berpengaruh pada fungsi-fungsi yang lain.
5.2    Leading
Dalam tahapan ini kepemimpinan menjadi faktor terpenting bagaimana memotofasi, mengarahkan dan menggerkan semua faktor organisasi yang ada untuk mencapai sasaran. Pemimpin juga di katagorikan dalam beberapa tipe seperti :
•    Autocratic
Wewenang ada pada level pengambi, keputusan, bawahan memiliki sedikit wewenag maupun kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pimpinan.
•    Free rein
Tipe ini cenderung kebalikan dari autocratic dan mendelegasikan hampir semua wewenag kepada lever bahawan untuk mengambil keputusan.
•    Participative
Meminta masukan dari bawahan dalam pengambilan keputusan aklan tetapi keputusan akhir tetap ada pada pimpinan.
 Manajemen memerlukan empat keahliaan untuk menunjukan kinerja yang baik
1.    Keahlian konseptual
2.    Keahlian interpersonal
3.    Keahlian teknis
4.    Keahlian pengambilan keputusan




BAB III
PENUTUP
1.    KESIMPULAN

Pembuatan makalah ini dapat memperluas dan menambah wawasan bagi mahasiswa dalam mengetahui feasibility aspek manajemen dan sumber daya manusia di dunia kerja. Aspek manajemen dan sumber daya dilakukan dengan menganalisis kemampuan calon pelaku bisnis membangun bisnis sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan menganalisis ketersediaan sumber daya manusia yang dapat mengelol kegiatan bisnis pada masa yang akan datang. Sebuah ide bisnis akan dinyatakan layak berdasarkan aspek manajemen dan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia adalah seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan Bisnis. Selain itu SDM merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin, dan metode/teknologi diubah menjadi proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Adalah tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya.
Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Dalam setiap pelaksanaan ide usaha, kita pasti memerlukan adanya aspek sumber daya yang akan menjalankan usaha atau ide menjadi usaha. Dalam beberapa perencanaan sumber daya manusia, perlu menganalisis hal-hal berikut, yaitu desain pekerjaan, deskripsi pekerjaan, job value, kapasitas sumber daya manusia, recruitment, productivity, training and recruitment, performance appraisal, compensation and benefit, career planning, serta retrenchment.

0 komentar:

Posting Komentar