Senin, 28 Mei 2018

Contoh Outline/Daftar isi Skripsi


PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ABC


OUTLINE SKRIPSI


Program studi : Manajemen

Disusun oleh :

Nama      : Amran Rabani Zubaidi

NPM       : 21.14.029



UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI


OUTLINE PENGAJUAN SKRIPSI

Daftar isi
KATA PENGANTAR
BAB I :     PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang Masalah
1.2           Perumusan Masalah
1.3           Tujuan Penelitian
1.4           Manfaat Penelitian
1.5           Sistematika Penelitian
BAB II :    LANDASAN TEORI
2.1           Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.1   Pengertian Manajemen
2.1.2   Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1.3   Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2           Program Pendidikan
2.2.1   Pengertian Program Pendidikan
2.2.2   Tujuan Program Pendidikan
2.2.3   Evaluasi Program Pendidikan
2.3           Pelatihan Kerja
2.3.1   Pengertian Pelatihan Kerja
2.3.2   Tujuan Pelatihan Kerja
2.3.3   Evaluasi Pelatihan Kerja

2.4           Kinerja Karyawan
2.4.1   Pengertian Kinerja
2.4.2   Unsur Unsur Kinerja Karyawan
2.4.3   Faktor Faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan
2.4.4   Penilaian Kinerja Karyawan
2.5           Pengaruh Program Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan
2.6           Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
2.7           Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
2.8           Kerangka Berpikir
2.9           Hipotesis Penelitian

BAB III :       OBJEK DAN METODE PENILITIAN

              3.1    Objek Penelitian
              3.2    Metode Penelitian
                                 3.2.1 Populasi dan Sampel
                                 3.2.2 Jenis dan Sumber Data
                                 3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
                                 3.2.4 Variabel Penelitian
                                 3.2.5 Pengujian Validitas
                                 3.2.6 Pengujian Reabilitas
                                 3.2.7 Pengujian Normalitas





BAB IV :       HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

              4.1    Data Hasil Penelitian
              4.2    Analisis Data
              4.3    Pembahasan
                       4.31 Implikasi Penelitian

BAB V :        PENUTUP

              5.1    Kesimpulan
              5.2    Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN
Baca Selengkapnya

Makalah Perencanaan SDM (Lingkungan kerja dan kompensasi)

UNIVERSITAS ISLAM DJAKARTA
Disusun oleh :
Amran Rabani Zubaidi 


KATA PENGANTAR
الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اللّÙ‡ِ سْÙ…ِ بِ 
Alhamdulillah puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Manusia istimewa yang seluruh sikap perilakunya layak untuk diteladani dan ditiru, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Paper ini disusun untuk menjalankan tugas dari dosen mata kuliah Perencanaan SDM. Dan penulis memilih materi tentang lingkungan kerja dan pemberian kompensasi terhadap kinerja, untuk memberikan sedikit wawasan serta menunjukkan arti penting lingkungan kerja dan kompensasi untuk kemajuan Sumber Daya Manusia. khususnya untuk kepentingan pribadi dan bagi pembaca yang konsentrasi pada jurusan SDM (sumber Daya Manusia).
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen mata kuliah Perencanaan SDM yang telah membimbing dan memberikan arahan untuk menyelesaikan tugas ini. Semoga paper ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun paper ini memiliki kelebihan dan kekurangan.bila ada kekurangan dalam penulisan mohon di maafkan. Terima Kasih.



Jakarta, 25 Sseptember 2017


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang

Sebuah organisasi baik bisnis maupun non bisnis tidak terlepas dari adanya peran
pekerja. Guna memberdayakan pekerja secara efektif diperlukan sebuah perencanaan sumber daya manusia. suatu organisasi menurut Riva’I (2004:35) “tanpa didukung pegawai atau karyawan yang sesuai baik segi kuantitatif, kualitatif, strategi dan operasionalnya, mka organisasi atau perusahaan itu tidak akan mampu mempertahankan keberadaannya, mengembangkan dan memajukan dimasa yang akan datang”.
    Perencanaan sumber daya manusia (Human Resource planning) merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia organisasi dari posisi yang di inginkan dimasa depan. Sedangkan sumber daya manusia adalah seperangkat proses-proses dan aktivitas yang dilakukan bersama oleh manajer sumber daya manusia dan manajer lini untuk menyelesaikan masalah organisasi yang terkait dengan manusia.
    Banyak perusahaan tidak memerhatikan lingkungan kerja karena menganggap itu bukan faktor yang penting. Anggapan itu adalah kekeliruan besar karena lingkungan kerja memengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kinerja berkaitan dengan lingkungan internal eksternal.perusahaan juga perlu memerhatikan pemberian kompensasi terhadap karyawan. Tujuan mereka bekerja adalah jelas untuk memperoleh kompensasi yang layak sesuai dengan yang telah mereka kerjakan. Pemberian kompensasi memotivasi kinerja karyawan. Semain baik kompensasi yang diberikan, karyawan semakin baik dalam bekerja. Lingkungan kerja yang kurang kondusif serta pemberian kompensasi yang masih kurang menjadi permasalahan yang beraitan denagn kinerja karyawan. Dua faktor tersebut mengakibatkan sikap dan minat karyawan menjadi kurang terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini terlihat masih adanya karyawan yang tidak bersemangat dalam bekerja secara individu kurang minat, sehingga berakibat pada kinerja yang dicapai kurang maksimal.



1.2    Rumusan Masalah
Masalah dasar dari lingkungan kerja dan pemberian kompensasi adalah mempengaruhi kinerja karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan, dalam fungsi perencanaan.
“Apakah terdapat hubungan antara lingkungan kerja dan pemberian kompensasi terhadap kinerja karyawan ?”

1.3    Tujuan dan Manfaat penulisan
Adapun tujuan dari tujuan makalah ini adalah :
1.    Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah perencanaan SDM.
2.    Untuk mengetahui arti penting lingkungan kerja dan pemberian kompensasi dengan kinerja karyawan.
3.    Bagimana pengaruh lingkungan kerja dan bagaimana pemberian kompensasi agar mereka bisa bertindak secara kooperatif untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama.
Dan manfaat dari makalah ini adalah :
1.    Bagi penulis
Makalah ini sebagai pengetahuan dan wawasan dalam mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama mengikuti perkuliahan khususnya yang berhubungan dengan lingkungan kerja  dan pemberian kompensasi  dalam memaksimalkan kinerja karyawan.
2.    Bagi pembaca
Diharapkan agar dapat menambah pengetahuan tentang lingkungan kerja dan pemberian komensasi terhadap kinerja karyawan.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Lingkungan Kerja

2.1.1 Pengertian lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya kita melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja.
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1992:25). Selanjutnya menurut Sedarmayati (2001:1) lingkungan kerja merupakan keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuain lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan –lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan wktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan kerja yang efesien Sedarmayanti, 2001:12).
Menurut Bambang (1991:122), lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja dilingkungan kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebalikya jika seseorang pegawai bekerja dalam lingkungan yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut akan rendah.



2.1.2 jenis lingkungan kerja

Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu (Sedarmayanti, 2001:21):
1.    Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tida langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu : lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya temparatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau tidak sedap, warna dan lain-lai. Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka langkah pertama harus mempelajari manusia, baik mengenal fisik dan tingkah lakunya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.

2.    Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja , baik hubungan dengan atasan, maupun hubungan dengan sesame rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan.
Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antar tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status yang sama. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri (Nitisemito, 2000:171). Jadi lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.



2.1.3    Manfaat Lingkungan Kerja
Menurut Ishak dan Tanjung (2003), manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja menngkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan denan tepat, yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

2.2    Kompensasi

2.2.1 Pengertian Kompensasi
        Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima keryawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi berbentuk uang, artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang. Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa Barat penunai padi upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
        Kompensasi merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah oraganisasi. Pada umumnya bentuk kompensasi berupa finansial karena pengeluaran moneter yang dilakukan oleh organisasi. Kompensasi bisa langsung diberikan kepada karyawan, ataupun tidak langsung, dimana karyawan menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk non moneter.


2.2.2 Terminologi Kompensasi
    Beberapa terminologi dalam kompensasi :
a.    Upah/gaji
Upah(wages) biasanya berhubungan dengan tariff gaji perjam (semakin lama kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah merupakan basis bayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku untuk tariff mingguan, bulanan atau tahunan .
b.    Insentif (incentive)
Insentif merupakan tambahan-tambahan gaji datas atau diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya pemangkasan biaya.
c.    Tunjangan (Benefit)
Tunjangan seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, diliburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program pension dan tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian.
d.    Fasilitas (facility)
Adalah kenikmatan atau fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir kursus.

2.2.3    jenis-jenis Kompensasi
Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara mum di kelompokkan kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan non finansial.
Kompensasi finansial langsung  berupa ; bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pemabgian laba/keuntungan dan opsi saham) kompensasi finansial tidak langsung, berupa proram-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pension, asuransi tenaga kerja), bayaran diluar jam kerja (liburan hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaraan, ruang kantor dan tempat parkir. Kompensasi non finansial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompeten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).

2.2.4    Tujuan Pemberian Kompensasi
Menurut Notoatmodjo (1998:7), tujuan dari kebijakan pemberian kompensasi meliputi; menghargai prestasi karyawan, menjamin keadilan gaji karyawan, mempertahankan karyawan atau mengurangi turnover karyawan, memperoleh karyawan yang bermutu, pengendalian biaya dan memenuhi praturan-peraturan.


2.2.5    Kriteria Keberhasilan Sistim Kompensasi
Menurut Irianto (2001:103) dalam mengukur keberhasilan implementasi sistem kompensasi, terdapat satu pertanyaan esensian yang harus dijawab, yaitu : ”Apa yang seharusnya dapat dicapai organisasi dengan menerapkan sebuah sistim kompensasi tertentu ?”. pertanyaan tersebut mendasari organisasi dalam menilai keberhasilan suatu sistim dengan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1.    Mendukung pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
2.    Sesuai dengan dan mendukung strategi dan struktur organisasi.
3.    Menarik dan dapat mempertahankan individu yang berkompeten sesuai dengan standar keahlian yang ditetapkan.
4.    Menetapkan spektrum yang lebih luas atas perilaku tugas (task behavior) yang diinginkan dari seluruh anggota organisasi.
5.    Merefleksikan ekuitas (persamaan-keadilan) bagi seluruh anggota organisasi.
6.    Sejalan dengan hokum atau perundang-undangan yang berlaku dalam suatu wilayah yurisdisdiksi tertentu dimana organisasi berada.
7.    Dapat mencapai ke-enam kriteria tersebut dengan biaya yang proporsional sesuai dengan kondisi keungan internal.
8.    Dapat mencapaiketujuh kriteriatersebut diatas dalam kondisi dengan penggunaan biaya yang paling efektif.

2.3    Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja pada dasarnya merupakan tanggung jawab setiap individu yang bekerja dalam organisasi. Kinerja merupakan cerminan dari kinerja individu dimana apabila setiap individu bekerja dengan baik, berprestasi, bersemangat dan memberikan kontribusi terbaik mereka yang merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut Mangkunegara (2001), kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Robibins (2007:203), dalam prakteknya kinerja sering pula disebut dengan istilah prestasi kerja. Istilah kinerja berasal dari kata job performance, yang berarti prestasi kerja yang dicapai seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakn tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Untuk mencapai prestasi dan hasil kerja yang maksima, organisasi atau perusahaan memerluan karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi.
Menurut Bambang Kusdiyanto (Mangkunegara 2014:9) mengemukakan definisi kinerja karyawan adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja serta persatuan waktu (lazimnya per jam). Menurut Mangkunegara (2000:67) dalam Mangkunegara (2014:9)
Kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana ada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan (Mangkuprawira dan Hubies, 2007:153). Unsur-unsur yang dinilai dari kinerja karyawan menurut Sastrowiharjo (2006) antara lain :
1.    Kesetiaan
Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
2.    Prestasi Kerja
Prestasi kerja merupakan kinerja yang dicapai seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3.    Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik dan tepat waktu.
4.    Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupanseseorang tenaga kerja untuk mentaati segala ketetapan, dan peraturan.
5.    Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakanwewenang yang diberikan kepadanya.


6.    Kerjasama
Kerjasama merupakan kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya daya guna dan hasil yang sebesar-besarnya.
7.    Prakarsa
Prakjarsa merupakan kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen.

2.3.2    Dimensi Kinerja karyawan
Terdapat beraneka kinerja pegawai, banyak diantaranya yang tidak berkaitan, seseorang mungkin sangat tinggi pada suatu dimensi dan rendah pada dimensi lainnya. Dimensi kinerja karyawan antara lain dijelaskan sebagai berikut (Sastrowiharjo, 2006) :
1.    Memikat dan menahan orang-orang didalam organisasi
2.    Penyelesaian tugas yang terandalkan
3.    Perilaku-perilaku inovatif dan sopan


2.3.3    Tujuan Penilaian / Evaluasi Kinerja
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningktkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja sebagaiman dikemukakan Agus Sunyoto dalam Mangkunegara (2004:10) adalah :
1.    Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja
2.    Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik
3.    Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang
4.    Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya
2.3.4    Menetapkan Kriteria (Standar) Kinerja
Aspek apa dari kinerja seseorang yang dapat ditentukan? Kriteria penilaian yang paling umum, yaitu; sifat, perilaku,kompetensi, pencapaian tujuan, dan potensi perbaikan (Mondy, 2008:260).
1.    Sifat
Sifat-sifat karyawan tertentu seperti sikap, penampilan dan inisiatif adalah dasar untuk beberapa evaluasi. Namun banyak dari kualitas yang umum digunakan tersebut bersifat subjektif dan bisa jadi tidak berhubungan dengan pekerjaan atau sulit untuk didefinisikan.
2.    Perilaku
Perilaku-perilaku yang diinginkan bisa cocok sebagai kriteria evaluasi karena jika perilaku-perilaku tersebut diberi pengakuan dan imbalan, para karyawan cenderung mengulanginya. Jika perilaku-perilaku tertentu mewujudkan hasil yang diinginkan, ada manfaatnya menggunakan perilak-perilaku tersebut dalam proses evaluasi.
3.    Kompetensi
Kompetensi meliputi sekumpulan luas pengetahuan, keterampilan, sifat dan perilaku yang bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan antar pribadi atau berorientasi bisnis.

4.    Pencapaian Tujuan
Jika organisasi-organisasi menganggap hasil akhir lebih penting dari cara hail-hasil pencapaian tujuan menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi. Hasil-hasil yang dicapai harus berada dalam kndali individu atau tim dan haruslah hasil-hasil yang mengarah pada kesuksesan perusahaan.

5.    Potensi Perbaikan
Ketika organisasi-organisasi mengevaluasi kinerja karyawan, banyak kriteria yang digunakn berfokus pada masa lalu. Dari sudut pandang kinerja, masalahnya adalah anda tidak mampu mengubah masa lalu. Kecuali perusahaan-perusahaan mengambil langkah lebih  jauh data evaluasi menjadi dolumen-dokumen historis semata.
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi perlu memperhatikan lingkungan kerja dan pemberian kompensasi. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik baik atau sesuai apabila manusia apat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat aman dan nyaman. Selain itu ada kompensasi sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima, dapat berupa fisik maupun non fisik. Apabila karyawan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat, dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi lebih baik.
Lingkungan kerja yang baik dan pemberian kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada organisasi/perusahaan yaitu; mendapat karyawan yang berkualitas baik, memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi gemilang, memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada, mudah dalam pelaksanaan admiistrasi maupun aspek hukumnya, memiliki keunggulan lebih dari pesaing.
Faktor lingkungan kinerja dan kompensasi dapat memengaruhi kinerja. Pengertian kinerja menurut Mangkunegara (2001), kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Berhubungan dengan lingkungan kerja, pemberian kompensasi, dan kinerja karyawan, pihak manajemen dan karyawan dapat bekerja sama dan seimbang dalam menjalani kegiatan perusahaan dengan baik untuk memenangkan dalam persaingan didunia usaha. Baii perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun produksi.

3.2    Saran
Dalam merubah lingkungan kerja disuatu organisasi/perusahaan perlu kajian yang lebih dalam. Agar tidak terjadi kesalah pahaman pihak manajemen lebih kiat lagi dalam mengatur sistim kerja baik lingkungan ataupun dari pemberian kompensasi. Karena kinerja karyawan juga perlu adanya penilaian dari berbagai sisi.  Untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi, sesuai dengan dan mendukung strategi dan struktur organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-jenis-manfaat-lingkungan-kerja.html?m=1

arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003.ManajemenSumber Daya Manusia. Universitas Trisakti: Jakarta.Bambang, Kusriyanto. 1991.
Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.Nitisemito, Alex S. 1992.
Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 3. Ghaila Indonesia:Jakarta.Sedarmayanti.2001.
Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju: Bandung.

http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-jenis-tujuan-kompensasi.html?m=1
Baca Selengkapnya

Makalah Manajemen Pemasaran

 DISUSUN OLEH :
AMRAN RABANI ZUBAIDI

Kata Pengantar


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Manajemen Pemasaran dan manfaatnya untuk masyarakat.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Manajemen Pemasaran untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


Jakarta, JULI 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR   
DAFTAR ISI   
BAB I PENDAHULUAN   
A.    Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah   
C.    Tujuan dan Manfaat   
BAB II Pembahasan   
A.     Definisi Pemasaran   
B.     Konsep Pemasaran  
C.  Strategi Pemasaran   
D.  Rencana Rencana Pemasaran Definisi Pemasaran   
    1. Definisi Rencana Pemasaran   
    2. Analisa Lingkungan   
    3. Batasan Rencana Pemasaran   
    4. Langkah Langkah Pembuatan Rencana   
BAB III PENUTUP   
A.      Kesimpulan  
B.      Saran   















A.      Latar Belakang

          Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan  hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan  pasar. Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pemasaran yang dijalankannya . Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan demikian pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh karena itu, dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada perhatian penuh dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level bawah .

Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang.









B.       Rumusan Masalah
Masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apa definisi dari pemasaran itu sendiri ?
2.    Konsep pemasaran
3.    Strategi pemasaran
4.    Rencana-rencana pemasaran


C.      Tujuan
Beberapa rumusan  masalah yang didapat terdapat beberapa tujuan yang dicapai yaitu bagi :
1.      Diri sendiri
Tujuan bagi diri sendiri adalah untuk dijadikan sebagai acuan atau pembelajaran dalam memahami pemasaran
2.      Pembaca
Pembaca diharapkan dapat memberikan kritik dan saran yang membangun setelah membaca makalah ini.

















                                                                   BAB II
                                                          PEMBAHASAN

A.    DEFINISI PEMASARAN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan  hidup usahanya, untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan  pasar.
Selain itu ada pula tiga  pendapat tentang pemasaran  (marketing) yaitu:
1.    Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang diajukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. (William j.Stanton, 1978 )
2.    Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari para produsen ke para  konsumen. ( The Amirican Marketing Association )
3.    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ketempat dimana mereka dibutuhkan. Sedangkan aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.









B.    KONSEP PEMASARAN
Adapun beberapa pengertian dari beberapa tokoh tentang konsep pemasaran.
Menurut Swastha (1979:17) “Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan”.

Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa   konsep pemasaran adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Kotler,1997:17).
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya yaitu:
1.      Konsep berwawasan Produksi
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya sehingga fokus utamanya adalah meningkatkan efisiensi produksi dan memperluas cakupan distribusi.
2.      Konsep berwawasan Produk
Konsep ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik dan hal-hal inovative lainnya sehingga fokus utamanya adalah membuat produk yang lebih baik dan berusaha terus menerus untuk menyempurnakannya.
3.      Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja maka konsumen tidak akan membeli produk perusahaan dalam jumlah cukup.oleh karena itu, perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
4.      Konsep berwawasan Pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada persaingannya. Konsep ini didasarkan pada empat sendi utama, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran yang terkoordinasi, serta keuntungan.
5.      Konsep berwawasan Pemasaran bermasyarakat
Konsep ini berpendapat bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif dan efisiensi dari pada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.





C.     STRATEGI  PEMASARAN
Perencanaan sangat diperlukan  untuk mengikuti perkembangan dan menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa perencanaan sebuah organisasi mungkin akan melakukan cara-cara ekstrem untuk menghindari kerugian atau mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan dapat mencakup suatu  periode waktu yang panjang atau pendek. Perencanaan jangka panjang ( multi tahun : 3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun ) biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak dan atau staf perencanaan khusus. Masalah yang dihadapi sangat kompleks dan memiliki cakupan yang luas, seperti masalah perluasan pabrik, pasar, atau produk.
Perencanaan jangka pendek  ( sampai dengan 1 tahun ) biasanya dilakukan oleh manajemen menengah atau bawah ( middle or bottom management ) masalah yang dapat dimasukkan dalam perencanaan jangka pendek ini, antara lain kampanye periklanan untuk periode yang akan datang, pembelian pada musim yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi dari tenaga pemasaran.
Dalam hal ini, kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep perencanaan, yaitu sebagai berikut :
1.      Perencanaan perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini mencakup penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka panjang dan pengembangan strategi jangka panjang untuk mencai tujuan tersebut. Tujuan dan straregi jangka panjang ini kemudian menjadi suatu kerangka dasar untuk mengembangkan rencana yang tercakup didalamnya. Masalah utama yang ada dalam perencanaan perusahaan ini adalah masalah keuangan, produksi, kebutuhan tenaga kerja, penelitian, dan pengembangan ( research and development ),serta penentuan sasaran pasar dan program pemasarannya. Pertimbangan pemasaran ini cenderung mempengaruhi kebijakan dalam perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang . oleh karena itu perencanaan perusahaan dan perencanaan pemasaran sering dijadikan satu. 

2.      Perencanaan pemasaran
Hal ini mencakup pengembangan program jangka panjang  untuk masalah-masalah yang luas dalam bauran pemasaran ( Marketing mix ), yaitu produk ( product), harga ( price), tempat ( place) dan promosi ( promotion). Perencanaan pada masing-masing variabel tersebut harus dikoordinasikan dan ditangani dengn baik, sebab setiap variabel bauran pemasaran selalu saling berinteraksi dengan variabel lainnya.
3.      Rencana Pemasaran Tahunan
Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk  satu periode waktu. Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu rencana induk yang mencakup kegiatan pemasaran setiap tahunnya.  Contoh : perencanaan pemasaran jangka panjang menentukantujuan untuk memperkenalkan produk baru.
D.     RENCANA-RENCANA PEMASARAN
DEFINISI PERENCANAAN
            Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuannya melalui serangkaian aktivitas yang ditujukan pada proses analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebih dahulu. Proses awal perencanaan dimulai dari penetapan tujuan kemudian merinci berbagai cara, teknik dan prosedur guna mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dikatakan efektif jika tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai sepenuhnya.

DEFINISI RENCANA PEMASARAN
            Dalam kondisi lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Upaya pemasaran produk merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi bisnis, termasuk agribisnis. Kegiatan pemasaran dapat menjadi sumber kegagalan perusahaan dan atau menjadi tempat pemborosan jika tidak direncanakan dengan baik. Banyak pengusaha agribisnis, terutama yang berskala menengah ke bawah sering kali mengalami kesulitan dalam menyusun Program Pemasaran secara formal, sehingga produk yang dihasilkan tidak mampu mencapai pasar sasarannya. Rencana pemasaran adalah bagaimana sebuah organisasi bisnis dapat mencapai tujuan pemasarannya melalui sistem pemasaran yang dibentuk oleh komponen eksternal, internal, umpan balik dan wirausahawan (pelaku bisnis)

ANALISA LINGKUNGAN
Lingkungan Eksternal
Lingkungan yang tidak dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Kondisi perekonomian negara dan didunia, kebudayaan, teknologi, permintaan produk, permasalahan hukum, persaingan bisnis, pasokan bahan baku dan lain-lain

Lingkungan Internal
Lingkungan yang dapat dikendalikan oleh wirausahawan yang meliputi faktor :
Sumber daya keuangan, manajemen, pemasok/supplier, serta sasaran dan tujuan organisasi
BAURAN PEMASARAN
            Interaksi dari keempat variabel utama dalam sistem pemasaran, yaitu : produk dan jasa, Penetapan harga, saluran distribusi dan aktivitas promosi
Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.
2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk.
3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran (Koter, 1997:604):
a. Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b. Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c. Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
d. Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
e. Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Evolusi Faktor Bauran Pemasaran [ Marketing Mix]
Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service management dengan menggunakan pendekatan 8Ps, yaitu:
product elements, place, cyberspace, and time, promotion and education, price and other user outlays, process, productivity and quality, people, and physical evidence.
1. Product elements adalah semua komponen dari kinerja layanan yang menciptakan nilai bagi perusahaan.
2. Place, cyberspace, and time adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan.
3. Promotion and education adalah semua aktivitas komunikasi dan perancangan insentif untuk membangun persepsi pelanggan yang dikehendaki perusahaan atas layanan spesifik yang perusahaan berikan.
4. Price and other user outlays adalah pengeluaran uang, waktu, dan usaha yang pelanggan korbankan dalam membeli dan mengkonsumi produk dan layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan.
5. Process adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan
6. Productivity and quality, produktivitas adalah sejauhmana efisiensi masukan-masukan layanan ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan.
7. People adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan memproduksi produk dan layanan (service production).
8. Physical evidence adalah perangkat-perangkat yang diperlukan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan.


BATASAN RENCANA PEMASARAN
Urgensi Rencana Pemasaran :
• Kita telah berada dimana (where do we now)?
• Kemana kita akan pergi (where do we go)?
• Bagaimana cara mencapainya (how do we go)?

Masalah dan kendala dalam perencanaan pasar :
• Kemampuan peramalan
Kemampuan untuk mengantisipasi kejadian yang akan datang dalam dunia bisnis.
• Akses kepada sumber informasi
Terbatasnya sumber informasi yang diterima, jadi kita tidak mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan.
• Waktu yang terbatas
Waktu yang terbatas dalam membuat rencana, jadi perencanaan yang dibuat tidak matang.
• Koordinasi proses perencanaan
Tidak adanya koordinasi dalam membuat perencanaan
• Implementasi perencanaan pasar

LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN RENCANA
• Mendefinisikan situasi bisnis
• Mendefinisikan segmen pasar (peluang dan ancaman)
• Mendefinisikan kekuatan dan kelemahan
• Penetapan tujuan dan pasar
• Mendefinisikan strategi pemasaran dan usaha yang dilakukan
• Perancangan tanggung jawab implementasi
• Penganggaran strategi pemasaran
• Monitor kemajuan usaha pemasaran

Perencanaan Kontingensi
Perencanaan yang baik harus dapat mempertimbangkan sebanyak mungkin alternatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi bila diperlukan penyesuaian-penyesuaian
Penyebab kegagalan dalam perencanaan :
• Minimnya rencana nyata
• Minimnya analisa situasi yang memadai

                                                                    BAB III
                                                                  PENUTUP


KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk dapat memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan sebelum menentukan strategi apa yang yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi tersebut.

B. Saran
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah manajemen pemasaran anda sebagai bagian penting dalam perusahaan demi mencapai tujuan bisnis yaitu pro
Baca Selengkapnya

Studi Kelayakan bisnis (Aspek Manajement dan SDM)



 Disusun Oleh

- Amran Rabani Zubaidi  (21.14.029)
- Ahmad Fathoniansyah  (21.14.006)
- Jati Ramadhan              (21.14.023)
- Ahmad Sahal                  (21.14.049)
- Muhammad Fakhry          (21.14.055)

 



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan.
Manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain. Artinya, tujuan dapat dicapai bila dilakukan oleh satu orang atau lebih. Sementara itu manajemen sumber daya manusia sebagai suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam suatu perusahaan.
Bermacam-macam pendapat tentang pengertian manajemen sumber daya manusia, antara lain: adanya yang menciptakan Human Resources, ada yang mengartikan sebagai man power management serta ada yang menyertakan dengan pengertian manajemen sumber daya manusia sebagai personal (personalia, kepegawaian, dan sebagainya)
Aspek manajeman merupakan faktor yang terpenting. Diaspek inilah ide pengembangan usaha akan menjadi kenyataan di bawah kepemimpinan sebuah tim manajemen. Pada saat awal, manajemwen akan menentukan visi, misi dan nilai – nilai dasar dari perusahaan. Visi dan misi akan manjadi pegangan dan arahan seluruh organisasi bergerak dalam pencapaian tujuan. Nilai – nilai dasar akan menjadi pegangan bagi seluruh anggota organisasi dalam menjalankan usaha.



B.    RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana menganalisis manajemen sumber daya manusia (SDM) ?
2.    Bagaimana Merencanakan Bisnis yang tepat ?
3.    Bagaimana cara merekrut karyawan yang tepat ?
C.    Tujuan Dan Manfaat
Aspek manajemen sumber daya manusia ini sangat dipenting dalam pelaksanaan kelayakan bisnis. Selain studi kelayakan berpusat pada tiga aspek : pasar, teknik, dan keuangan. Perlulah kita sadari bahwa adanya pasar yang potensial tidak selalu berarti perusahaan bisa memanfaatkannya. Tergantung juga pada manajemen untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Jika pelaksana tidak mampu menjalankan dengan baik, maka kegiatan tersebut mungkin tidak “cost saving”. Pemborosan-pemborosan keuangan selalu bisa timbul meskipun dalam rencana semuanya nampak baik. Oleh karena itu ada perusahaan yang mengatakan bahwa “kekayaan yang paling berharga bagi perusahaan bukanlah modal, mesin, dan peralatan yang serba modern, tetapi karyawan yang mampu dan mau bekerja keras”. Ini juga menunjukkan bahwa tenaga kerja manajerial dan operasional memegang kunci keberhasilan usaha tersebut lainnya.

    Perencanaan SDM tidak hanya sangat penting, tetapi juga sangat mementinggkan keunggulan organisasi/perusahaan. Di lingkungan organisasi/perusahaan berskala menengah dan besar atau sangat besar, tidak mudah untuk mempergunakan laba sebagai kriteria dalam menilai keakuratan kualifikasi SDM hasil Perencanaan SDM terutama yang baru di angkat. Untuk itu peranan penilaian Kinerja ( Job Performance appraisal ) sebagai salah satu kegiatan Manajemen SDM menjadi sangat penting, terutama dalam memberikan umpan balik berupa data/informasi sesuai atau tidak antara kualifikasi SDM yang dipergunakan waktu seleksi,dengan hasil pelaksanaan pekerjaan setiap pekerja baru.

Maka jelas terlihat bahwa keberhasilan bisnis sebuah perusahaan sangat ditentukan oleh terpenuhinya kualifikasi berupa SDM berkualitas dan kompetitif, yang telah ditetapkan dalam Perencanaan SDM.



BAB 2
PEMBAHASAN

1.    ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam setiap pelaksanaan ide usaha, kita pasti memerlukan adanya aspek sumber daya yang akan menjalankan usaha atau ide menjadi usaha. Dalam beberapa perencanaa sumber daya manusia, perlu menganalisis hal-hal berikut:
1.1    Desain Pekerjaan
Setelah penentuan organisasi, maka kita akan menjalankan design pekerjaan apa saja yang diperlukan untuk menjalankan organisasi. Perusahaan di bidang jasa akan sangat berbeda dengan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, apalahi untuk manufaktur teknologi tinggi.
1.2    Deskripsi Pekerjaan.
Deskripsi pekerjaan wajib dilakukan menggingat fungsi setiap departemen harus jelas, tidak terjadi tumpang tindih dalam kegiatan pekerjaan dan menghindari adanya pengulangan pekerjaan yang sama oleh bagian yang berbeda.
1.3    Job Value
Tujuan dari job value adalah penentuan nilai jabatan dengan kapasitas atas orang yang diperlukan. Nilai jabatannya akan dihubungkan dengan penghasilan yang akan diterima dengan tunjangan-tunjangan yang akan diterima, termaksud juga kesempatan jenjang karier.
1.4    Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas akan menentukan produktivitas dan profitabilitas perusahaan, kapasitas yang sesuai dengan kemampuan produksi perusahaan menjadi sanggat penting.


1.5    Rekrutmen
Pencarian sumber daya manusia menjadi penting karena disinilah dimulainya tahapan pertama penggenalan usaha kita. Sumber daya yang tepat akan bertumbuh di posisi yang tepat dalam organisasi yang tetap.
Perusahaan akan menentukan kriteria penyeleksian karyawan baru baik untuk nilai indeks prestasi waktu kuliah, harus lulus psikologi test dan wawancara serta harus lulus test kesehatan.
Dalam rekrutmen perusahaan juga harus menganut beberapa hal yang harus diperhatikan seperti misalnya:
1.    Pemberian kesempatan yang sama untuk semua golongan dan ras
2.    Pemberian kesempatan kepada kelompok wanita untuk bisa serta kerja dengan kaum pria
3.    Memperhatikan himbauan pemerintah setempat untuk mempekerjakan karyawan yang berasal dari daerah setempat
1.6    Productivity
Setelah seseorang bergabung dalam organisasi, maka produktivitasnya menjadi perhatian kita, karena konstribusi positif daripada setiap individu akan menghasilakan organisasi yang positif dan bertumbuh.
Sejalan dengan kapasitas yang sesuai, maka produktivitas menjadi penting karena pengukuran produktivitas harus terprnuhi agar perusahaan efisien.
1.7    Training and Development
Sejalan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan teknologi, maka setiap sumber daya semetinya diberikan pelatihan dan pengembangan yang sesuai dengan tuntutan jaman dan pekerjaan. Pelatihan dan pengembangan juga akan membawa apresiasi kepada sumber daya manusia karena merasa dihargai dan dibimbing.
Pelatihan bisa diberikan dalam bentuk soft skil dan hard skil. Soft skil adalah pelatihan untuk memperkaya pengetahuan karyawan akan hal-hal yang berhubungan dengan personal karywana seperti motivasi. Sedangkan hard skil lebih ke pelatihan yang berhubungan langsung dengan pekrjaan agar bisa bekerja lebih lagi dari waktu ke waktu.
1.8    Performance Appraisal
Biasanya dalam masa setahun, setiap karyawan akan mengalami masa-masa konsultasi dengan mendapatkan umpan balik dan kinerja yang dicapai selama masa waktu tertentu. Dalam penilaian karyawan ini, yang dinilai tidak semata-mata pencapaian hasil yang kuantitatif tapi juga faktor-faktor process dan kuantitati lainnya. Yang akan dinilai ada faktor kepuasan konsumen, cara management dan juga kerja sama team.
1.9    Compensation and Benefit
Dalam setiap industri pasti terdapat struktur kompetisi yang akan diberikan kepada karyawannya. Setiap perusahaan harus bisa memberikan kompetisi yang kompetitif kepada karyawannya yang terbaik. Selain gaji dasar, perusahaan juga akan memberikan tunjangan-tunjangan yang disesuaikan dengan tingkat jabatan dan kompetisi di pasar.
Selain tunjangan, perusahaan juga biasanya memberikan tunjangan kesehatan, tunjangan jamsostek dan tunjangan dana pensiun. Biasanya juga karyawan yang berperstasi bagus akan diberikan bonus pada akhir tahun.
1.10     Career Planning
Selain pengembangan akan kemampuan karyawan, perlu diperhatikan juga penggembangan karir yang akan dicapai karyawan. Sebelum penentuan karir, perusahaan biasanya juga akan mengkatagorikan karyawan kedalam beberapa kelompok misalnya kelompok bintang. Kompensasi dan tunjangan-tunjangan bukan satu-satunya yang dicari karyawan, mereka juga ingin mencapai kemajuan untuk dipromosikan ke jabatan yang semakin tinggi, maka diperlukan sebuah perencanaan karir yang lebih jelas untuk setiap individu yang ada dalam perusahaan, khusunya untuk karyawan yang sangat bagus.





1.11    Retrenchment
Setelah seorang karywan berbakti dalam waktu tertntu, maka karywan juga akan memasuki tahapan berpisah yakni pensiun. Dalam hal pemutusan hubungan kerja ini, perusahaan semestinnya memberikan kompensasi yang sesuai baik itu uang jasa maupun uang pisah sesuai dengan perundang-undang berlaku.
Dalam rangkan memgembangkan dan mempertahankan karyawan agar karyawan tidak mudah tertarik untuk pindah kerja keperusahaan lain, selain memberikan kompensasi dan tunjangan, karyawan juga bisa di motivasi dengan
1.    Memperluan cangkupan pekerjaan (job enlargement)
2.    Rotasi pekerjaan (job rotation)
3.    Pemberdayaan dan partipasi management
4.    Open book management
Pada saat ini, perusahaan memiliki dua jenis kerja sama dengan karyawan takni:
1.    Karyawan telah berpengalaman kerja biasanya akan diterima dengan memberikan masa percobaan selama 3 bulan untuk melihat perstasi kerjannya.
2.    Karyawan yang belum berpengalaman akan diterima dengan masa kerja kontrak untuk masa tertentu seperti 12 bulan misalnya. Kontrak bisa diperpanjang dengan maksimal satu kali untuk jangka waktu yang sama dengan sebelumnya.
Selain kedua tipe tersebut, beberapa perusahaan menempuh cara out sourcing untuk pekerjaan yang di anggap penting, biasanya out sourcing yang dilakukan seeperti untuk bagian keamanan perusahaan, bagian general affaier tetapi ada juga untuk bagian pembayaran gaji.
Semua hal tersebut dilakukan harus sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dimana saat ini yang berlaku adalah undang-undang No.13 tahun 2003.





2.    PERENCANAAN (PLANNING)

Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usaha-usaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu dari pada fungsi pengorganisasian, pengarahan/pengkoordinasian, dan monitoring/evaluasi.
Pada prinsipnya perencanaan di tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan atau  digunakan pada  masa  yang akan datang, sehingga perencanaan merupakan fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-fungsi manajemen.


2.1     Pendekatan dalam pembuatan perencanaan dalam bisnis
-Pendekatan Atas-Bawah {Top-Down} Perencanaan dengan ini dilakukan oleh pemimpin organisasi. Unit organisasi di bawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan. Untuk perusahaan yang menganut system desentralisasi, pimpinan puncak memberikan pengarahan dan petunjuk kepada pemimpin cabang atau sejenisnya untuk menyusun rencana yang pada tahapannya akan ditinjau dan dikoreksi oleh pimpinan puncak sebelum disetujui untuk direalisasikan.
-.Pendekatan Bawah-Atas {Bottom-up} Perencanaan dengan pendekatan dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran dan sumber daya yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen di tingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan.
-Pendekatan campuran Dalam kenyataan, relatif sulit menemukan proses perencanaan yang murni atas-bawah atau bawah-atas. Yang sering ditemukan adalah kombinasi diantara keduanya walaupun dengan persentase yang relatif. Dengan pendekatan ini pemimpin memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis besar, sedangkan perencanaan detailnya diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan di bawahnya dengan tetap mematuhi aturan yang ada
.
-Pendekatan kelompok Perencaanan di buat oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan, oleh karena itu di dalam perusahaan dibentuk semacam biro atau bagian khusus seperti biro perencanaan. Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana atau rencan-rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi tingkatan manejemen
     Proses perencanaan untuk menghasilkan suatu rencana dapat dilihat dari beberapa sisi penting, antara lain yaitu dari sisi jangka waktu manfaat rencana serta dari sisi tngkatan manejemen, yaitu dari sisi strategis dan operasional. Penjelasannya disajikan berikut ini;


2.2    Sisi jangka waktu:
•         Perencanaan jangka panjang
•         Perencanaan jangka menengah
•         Perencanaan jangka pendek

2.3    Sisi tingkatan manajemen:
•         Perencanaan strategis: yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi.
•         Perancanaan operasional: yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan.

2.4     Perencanaan  Strategis
     Sering juga disebut Perencanaan Jangka Panjang (longe range planning) adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggungjawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
2.5    Perencanaan Operasional
Terdiri atas bentuk: (1) rencana sekali pakai (single use plan), yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan-pendekatan yang sudah distandarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya. Sedangkan bentuk-bentuk perencanaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Tujuan (Objectiv) Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu, dan diketahui oleh semua orang yang terlibat
.
  
 Kebijakan (Policy) Adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Karena kebijakan ini biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit untuk dipahami oleh para bawahan/ karyawan.
•       
2.6    Strategi (Strategy)
Merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat. Perlunya diadakan penyesuaian disebabkan oleh adanya berbagai macam reaksi. Oleh karena itu dalam membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor seperti ketepatan waktu, ketepatan tindakan yang akan di  lakukan dan lain sebagainya.












2.7    Prosedur (Procedure)
    Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu mendatang. Adanya prosedur akan lebih memudahkan pelaksanaan semua aktivitas dalam organisasi.
Aturan (Rule) Adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur
Program (Programe) Merupakan campuran antara kebijakan  prosedur, aturan dan pembrerian tugas yang di sertai dengan suatu anggaran (Budget), semua ini akan menciptakan sebuah tindakan . dalam organisasi biasanya program dibuat dalam dua macam, yakni program dan program khusus. Program umum meliputi seluruh organisasi, sedang program khusus hanya mencakup kegiatan-kegiatan dari masing-masing bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

Manfaat perencanaan:
1)      Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
2)      Mengarahkan perhatian pada tujuan
3)      Memperingan biaya
4)      Sarana untuk mengadakan pengawasan
5)      Penerjemah kebijakan umum
6)      Berupa perkiraan yang bersifat ramalan
7)      Berfungsi ekonomi
8)      Memastikan suatu kegiatan
9)      Alat koordinasi
10)   Alat/sarana pengawasan













2.8    Langkah langkah dalam Perencanaan
Secara garis besar terdapat empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi.
Langkah tersebut adalah:

1)      Menetapkan sasaran
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memutuskan apa yang ingin dicapai organisasi. Tanpa sasaran yang jelas, sumber daya yang dimiliki organisasi akan menyebar terlalu luas. Dengan menetapkan prioritas dan merinci sasaran secara jelas, organisasi dapat mengarahkan sumber agar lebih efektif.

2)      Merumuskan posisi organisasi pada saat ini
Jika sasaran telah ditetapkan, pimpinan harus mengetahui dimana saat ini organisasi berada dan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan tersebut, sumber daya apa yang dimiliki pada saat ini. Rencana baru dapat disusun jika organisasi telah mengetahui posisinya pada saat ini. Untuk ini di dalam organisasi harus terdapat suasana keterbukaan agar informasi mengalir dengan lancar terutama data keuangan dan statistik.




3)      Mengidentifikasi faktor faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran
Selanjutnya perlu diketahui faktor-faktor, baik internal maupun eksternal, yang diperkirakan dapat membantu dan menghambat organisasi mencapai sasaran yang terlah ditetapkan. Diakui jauh lebih mudah mengetahui apa yang akan terjadi pada saat ini, dibandingkan dengan meramalkan persoalan atau peluang yang akan terjadi di masa datang. Betapapun sulitnya melihat ke depan adalah unsur utama yang paling sulit dalam perencanaan.

4)      Menyusun langkah langkah untuk mencapai sasaran
Langkah terakhir dalam kegiatan perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif-alternatif ini, dan memilih mana yang dianggap paling baik, cocok dan memuaskan.


3.    Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempe rmudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

Langkah pengorganisasian secara garis besar dalam melakukan proses pengorganisasian, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan memantau kerja organisasi, secara garis besar dipaparkan berikut ini:
•         Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar sesuai dengan visi dan misisinya.
•         Membagi beban kerja ke dalam aktifitas-aktifitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseoramg atau oleh sekelompok orang.
•         Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan efisien.
•         Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis.
•         Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk memperhatikan atau meningkatkan efektifitas.

3.1. Asas-Asas Organisasi
•         Perumusan tujuan organisasi
•         Departemenisasi
•         Pembagian kerja
•         Koordinasi
•         Pelimpahan wewenang
•         Rentang kendali
•         Jenjang organisasi
•         Kesatuan perintah
•         Fleksibilitas


3.2 Struktur Organisasi

 Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan.struktur organisasi menjelaskan pembagian aktifitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi aktifitas tersebut sampai batas-batas waktu tertentu. Ada empat elemen dalam struktur,yaitu:
•         Spesialisasi aktifitas
•         Standarisasi aktifitas
•         Koordinasi aktifitas
•         Besar unit kerja

Di dalam organisasi dikenal berbagai bentuk organisasi atau lebih tepat disebut struktur organisasi,yaitu:
1.        Organisasi Lini
Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi di mana pelimpahan wewenang langsung secara vertikal dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya.
2.        Organisasi Lini dan Staf
Organisasi lini dan staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan di bawahnya.
3.        Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional yaitu suatu bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu.

4.        Organisasi Lini dan Fungsional
Organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif.
5.        Organisasi Matriks
Organisasi matriks disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu organisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang mempunyai keterampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.


6.        Organisasi Komite
Bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).


3.3 Tingkatan Manajer

1.      Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

2.      Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

3.      Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).






4.    ACTUATING


Pengarahan (actuate/directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

4.1 Aspek penggerakan (actuating)
 perngkoordinasi yang juga merupakan bagian dari manajemen, hendaknya diperkirakan juga apakah dalam manajemen proyek maupun manajemen implementasi bisnis, kelak dapat berjalan baik, sehingga ia dapat dinyatakan layak. Menyusun agar penggerakan ini dapat berjalan dengan baik, hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti:fungsi penggerakan yang harus terpenuhi, serta sikap dan perilaku seorang pemimpin yang hendaknya memiliki kriteria agar ia dapat menggerakkan bawahannya.

Untuk menggerakan karyawan, hendaknya seorang penggerak (dalam hal ini seorang pemimpin) memiliki jiwa kepemimpinan.

Kepemimpinan diartikan oleh Stoner sebagai suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan anggota kelompok.


Dari pengertian di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:

1)      Kepemimpinan harus melibatkan orang lain

2)      Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata atas kekuasaan antara pemimpin dan yang dipimpin

3)      Kepemimpinan secara sah dapat memberikan hak kepada pemimpin tidak saja berupa pengarahan akan tetapi juga pengaruh.

4)      Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri.

4.2 Gaya kepemimpinan:

1)      Otokratis

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan.

2)      Demokrasi

Gaya ini ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

3)      Gaya kepemimpinan kendali bebas

Pemimpin memberikan kekuasan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif.








5.    CONTROLING DAN EVALUASI

Controling adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

5.1    Controlling
Dalam kenyataanya pelaksanan harus selalu diikuti denga pengawas atau perbandingan kedalam rencana awal. Pelaksanan akan selalu menimbulkan hal –hal yang belum di perkirakan dalam perencanaan awal, yang mana bisa menimbulkan biaya –biaya tambahan mauoun resiko- resiko tambahan.
Beberapa organisasi besar membentuk beberapa bagian yang berfungi untuk mengendalikan fungsi organisasi seperti bagian internal kontrol, audit dan juga bagian antisipasi resiko, selain itu untuk perusahaan publik juga menunjuk anggota direksi yang independen dan juga anggota komisaris yang independen.

Fungsi pokok monitoring evaluasi/ pengendalian tersebut adalah:

•         Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam pengawasan

•         Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjadi

•         Mendinamisasikan organisasi

•         Mempertebal rasa tanggung jawab




Seorang manajer hendaknya dapat menguasai fungsi-fungsi manajemen sehingga perjalanan organisasi, kegiatan, atau bisnis yang dijalani bisa berjalan dengan baik.
Fungsi perencanaan merupakan fungsi utama dalam melaksanakan manajemen karena akan sangat berpengaruh pada fungsi-fungsi yang lain.
5.2    Leading
Dalam tahapan ini kepemimpinan menjadi faktor terpenting bagaimana memotofasi, mengarahkan dan menggerkan semua faktor organisasi yang ada untuk mencapai sasaran. Pemimpin juga di katagorikan dalam beberapa tipe seperti :
•    Autocratic
Wewenang ada pada level pengambi, keputusan, bawahan memiliki sedikit wewenag maupun kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pimpinan.
•    Free rein
Tipe ini cenderung kebalikan dari autocratic dan mendelegasikan hampir semua wewenag kepada lever bahawan untuk mengambil keputusan.
•    Participative
Meminta masukan dari bawahan dalam pengambilan keputusan aklan tetapi keputusan akhir tetap ada pada pimpinan.
 Manajemen memerlukan empat keahliaan untuk menunjukan kinerja yang baik
1.    Keahlian konseptual
2.    Keahlian interpersonal
3.    Keahlian teknis
4.    Keahlian pengambilan keputusan




BAB III
PENUTUP
1.    KESIMPULAN

Pembuatan makalah ini dapat memperluas dan menambah wawasan bagi mahasiswa dalam mengetahui feasibility aspek manajemen dan sumber daya manusia di dunia kerja. Aspek manajemen dan sumber daya dilakukan dengan menganalisis kemampuan calon pelaku bisnis membangun bisnis sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan menganalisis ketersediaan sumber daya manusia yang dapat mengelol kegiatan bisnis pada masa yang akan datang. Sebuah ide bisnis akan dinyatakan layak berdasarkan aspek manajemen dan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia adalah seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan Bisnis. Selain itu SDM merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin, dan metode/teknologi diubah menjadi proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Adalah tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya.
Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Dalam setiap pelaksanaan ide usaha, kita pasti memerlukan adanya aspek sumber daya yang akan menjalankan usaha atau ide menjadi usaha. Dalam beberapa perencanaan sumber daya manusia, perlu menganalisis hal-hal berikut, yaitu desain pekerjaan, deskripsi pekerjaan, job value, kapasitas sumber daya manusia, recruitment, productivity, training and recruitment, performance appraisal, compensation and benefit, career planning, serta retrenchment.

Baca Selengkapnya